Pelayanan Sang Sufi Barkat Ali
@ziatuwel
Perkenalkan, Syaikh Abu Anis Muhammad Barkat Ali, seorang sufi yang sudah
mengadopsi lebih dari sepuluh ribu warga Hindu dari kasta paling rendah dan
memberi mereka pendidikan serta pelatihan. Ia juga membangun klinik perawatan
medis, dan telah menyembuhkan penglihatan lebih dari tiga ribu orang buta,
tanpa dikenakan biaya. Ia juga menulis ratusan judul buku tentang Islam dan
tasawuf, semuanya dibagikan secara gratis yang pada sampulnya tertulis:
"Buku-buku ini ditulis untuk dibaca kami sendiri dan Anda, tapi
tidak untuk dijual. Semua buku ini telah dijual kepada Dia yang menjadi tujuan
penulisannya."
Arus pengunjung setiap hari ramai sowan ke padepokannya di Darul Ihsan,
demi mendapat bimbingan dari syaikh empat belas tarekat sufi ini. Ia tinggal di
padepokannya yang diberi nama Darul Ihsan, di Pakistan. Para santri dan
pencintanya memanggilnya dengan sebutan ‘Babaji’. Ia lahir di Ludhiani, India,
pada 27 April 1911. Wafat pada 26 Januari 1997, bertepatan dengan 16 Ramadan
1417 H dan dimakamkan di Faisalabad.
Sejak kecil Babaji mengaji Quran di kampungnya, sekolah di kota Halwara,
kemudian berbaiat tarekat Qadiriyah pada Sayyid Amir al-Hasan Saharanpuri,
seorang wali yang dikenal sebagai Shah-e-Wilayat dan rantai tarekat ke-36. Pada
usia 16 tahun Babaji menikah, lalu pada usia 19 tahun ia masuk angkatan darat
Inggris di India sampai tahun 1945. Selama menjadi tentara, hobinya berziarah ke
makam Hazrat Alauddin Ali Ahmad as-Sabir Kalyari (Hazrat Sabir) di waktu malam,
sekitar 9 kilometer dari kamp-nya.
Babaji membangun madrasah dan padepokan di Dalowal, yang diisi
pelayanan atau khidmah, sesuai dengan namanya, ‘Darul Ihsan’. Awalnya di tempat
itu ia membimbing para muallaf dan memfasilitasi kehidupan mereka. Kemudian berkembang
menjadi tempat pelayanan berbagai kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah pengobatan
mata gratis tanpa pandang latar belakang.
Dua kali dalam setahun, digelar operasi mata gratis di Darul Ihsan oleh
para relawan dokter dari seantero dunia. Luas tempat operasi itu sekitar 1
hektar yang diisi seribu ranjang pasien. Belum lagi ratusan ribu orang yang datang
di luar momen tersebut, dan berhasil sembuh dengan izin Allah. Semuanya sama
sekali tidak dipungut biaya. Setelah semua pelayanan itu, ia sampaikan;
"Tingkat pengabdian yang paling tinggi pun tidak lantas memberikan
hak kepada seseorang untuk mengklaim mendapat ampunan atau pahala Tuhan dalam
bentuk apapun. Tetapi, yang harus diyakini setiap orang, ada satu perbuatan
yang tak akan dilupakan dan pasti dibalas oleh Allah Yang Mahakuasa, yakni
pelayanan tanpa pamrih kepada orang-orang yang sakit, yang membutuhkan."
Prinsip yang Babaji canangkan di madrasahnya ada tiga, yakni zikrullah
(berzikir kepada Allah), da’watut tabligh (berdakwah ajaran Islam), dan khidmatul
khalqi (berkhidmah kepada sesama makhluk). Tiga prinsip inilah yang menjadi
janjinya kepada Hazrat Sabir yang sering ia ziarahi di masa muda. Tentang prinsip
pelayanan kepada sesama makhluk ini, Babaji menegaskan;
“Pencapaian terbaik adalah ketika engkau memberi manfaat kepada
kemanusiaan, namun kau sendiri tidak mengharapkan apapun. Layanilah semua orang
tapi jangan harapkan pelayanan dari siapapun. Wahai yang masih hidup, kehidupan
ini adalah kesempatan untuk menerangi dunia. Kau takkan bisa kembali ke masa
hidup di dunia ini lagi. Hidupmu harus menjadi teladan bagi bangsamu.”
Babaji juga berpesan,
“Ibadah disukai oleh Allah. Pelayanan disukai oleh manusia dan Allah. Ibadah
bisa diterima atau ditolak oleh Allah, terserah Dia. Namun pelayanan pasti
diterima oleh Allah Ta’ala. Pelayanan adalah ibadah terbaik yang dianugerahkan
kepada hamba terbaik.”
Empat ratusan buku yang Babaji tulis di antaranya berjudul Makshoofat
Manazalil Ihsan (5 jilid), Kitabul Amal Bissunnah (5 jilid), Asmaun Nabiyil Kareem
(6 jilid), Maqalatul Hikmah (30 jilid, tersedia juga di Playstore), Zikrul Ilahi,
Yushalluna alan Nabi, Attaubatu Wal Istighfar, Al-Sammat, dan Jismul Wujudil Barkat
Ali. Ia juga menjadi orang pertama yang membangun Quran Mahal, sebuah tempat
restorasi mushaf Quran lama untuk dipermak, atau menyimpan mushaf-mushaf rusak
untuk diperlaukan dengan mulia.
Pada tahun 1988, Babaji dikunjungi Kardinal Francis Arinze dari Vatikan
yang berkomentar, “Saya sangat terkesan dengan peribadatan Anda, bagaimana Anda
hidup sederhana, dan bagaimana Anda melayani mereka yang membutuhkan. Hal
semacam ini adalah cara terbaik untuk menebarkan keadilan dan kedamaian.”
Demikianlah pelayanan yang menjadi jalan hidup sang sufi agung. Ia melayani
siapapun tanpa pamrih dan keuntungan pribadi. Ia hidup dalam balutan kesufian
dan kefakiran selayaknya orang dusun. Semua yang ia lakukan tak lain adalah bentuk
kepatuhannya kepada kekasih yang ia rindukan, Baginda Nabi Muhammad shallallahu
‘alayhi wasallam, sehingga ia pun menyatakan,
قل عشق محمد مذهبي وحبه ملتي وطاعته منزلي
“Katakanlah! Kerinduan pada Muhammad adalah mazhabku! Kecintaan padanya
adalah jalanku! Dan ketaatan kepadanya adalah rumahku!”
__
Kalibening, Rabu 21 Agustus 2019. Sumber tulisan: Situs Darul Ihsan - video tentang Babaji bisa dilihat di sini;
No comments: